Monday, May 24, 2010

another jokes

Pada suatu hari ada seorang pemuda yang diajukan ke
pengadilan.
Dia didakwa melakukan tindakan kekerasan -
Menggebuki seorang nenek di KA jurusan Jakarta -
Surabaya , yang mengakibatkan kematian si nenek itu.
Hakim yang memimpin persidangan berkata kepada si
pemuda yang
bertampang berangasan : "Sekarang saudara ceritakan
semuanya , apa yang sebenarnya terjadi, secara detil ,
lengkap , berurutan. Bayangkan......kok saudara itu
kejam sekali. Tega-teganya memukuli nenek-nenek ,
orang yang lemah ... sampai mati!"

Pemuda sangar itupun memulai ceritanya : "Begini Pak
hakim , hari
Minggu sebulan yang lalu , saya menerima kabar ibu saya
sakit keras.
Lalu saya naik kereta jurusan Jakarta - Surabaya di
Gambir yang berangkat di pagi hari. Saya duduk
bersebelahan dengan seorang perempuan tua. Nenek ini
membawa tas besar yang di letakkan di bawah kakinya.
Saya menawarkan pertolongan untuk menaruh tas
besarnya itu di rak atas , tapi dia menolak.
Tas barang yang besar itu sangat mengganggu
kenyamanan saya , karena kaki saya tidak bisa bebas
bergerak.

Kemudian kereta berangkat dan beberapa saat kemudian
tiba di stasiun
Jatinegara Di stasiun ini , kereta berhenti untuk
pemeriksaan tiket.
Kondektur pun datang ke gerbong tempat saya berada ,
kemudian
menanyakan tiket. Saya langsung tunjukkan tiket saya ke
dia.
Giliran tiket si nenek. Wah ini repot sekali. Nenek itu
mengangkat tas besarnya ke bangku. Dia mengeluarkan
handbag dari tas pakaian itu , lantas dari dalam handbag
dia mengeluarkan dompet besar. Dari dompet besar dia
mengeluarkan dompet kecil. Dari dompet kecil itu ia
mengeluarkan tas kain kecil berserut. Di dalam tas kain
itu ada bungkusan yang diikat dengan karet gelang.
Bungkusan itu di buka dan didalamnya ada kotak korek
api.
Rupanya nenek itu menyimpan tiketnya di dalam kotak
korek api.
Setelah diperiksa kondektur , dia kembali melipat tiketnya
dan menaruh kembali ke kotak korek api. Lalu kotak itu
dibungkus , diikat karet. Dimasukkan ke tas kain. Lalu
masuk ke dompet kecil. Dompet kecil masuk ke dompet
besar, lalu ditaruh di handbag.
Handbag masuk kembali ke tas besar. Tas besar ditaruh
kembali ke
bawah kakinya.

Keretapun meneruskan perjalanan. Perhentian berikutnya
di setasiun Bekasi. Di sana juga sama ada pemeriksaan
tiket. Tiket saya dengan cepat di periksa.
Sementara si nenek , kembali mengangkat tas besarnya
ke bangku. Keluarkan handbag , lalu berturut-turut dari
dalamnya dompet besar, lalu dompet kecil , tas kain, lalu
ada bungkusan berkaret , di buka ada kotak korek api ,
ada tiket di dalamnya. Diperiksa kondektur, lantas tiket
masuk lagi ke kotak korek api , dibungkus , diikat karet ,
masuk ke tas kain serut , ke dompet kecil , masuk ke
dompet besar, handbag , akhirnya masuk ke tas besar.
Di taruh di bawah kaki, ..."

"Kereta jalan terus sampai di stasiun Krawang. Lagi-lagi
ada pemeriksaan tiket. T iket saya cepat diperiksa ,
sementara nenek itu angkat tas besarnya ke bangku,
keluarkan handbag, lalu dompet besar, dompet kecil , lalu
keluarkan tas ka.............,"

Belum sempat si pemuda meneruskan ceritanya , pak
hakim keburu
membentaknya. "Saudaraaa ....... jangan main-main ya
!.
Anda itu melantur atau apa? Tau enggak ini pengadilan
.... bukan warung !"

Langsung saja pemuda itu berdiri dan tak kalah gertak
juga: "Nah
lihat kan , bapak hakim yang cuma mendengar cerita
saya saja sudah marah.
Padahal baru sampai Krawang. Coba bayangkan ,
bagaimana rasanya saya harus mengalami hal ini
sepanjang perjalanan dari Jakarta - Surabaya..... Bapak
tau nggak ada berapa stasiun yg dilewati !"


disadur dari forum tetangga
Eugin

0 comments:

Post a Comment